Wednesday 2 March 2011

A Part of My Life in Bali (chapter 1): Seluas Pantai Kuta, Setinggi Pura Tanah Lot.

Akhir-akhir ini saya jadi sering melongok keluar dari jendela kantor untuk melihat kondisi cuaca di langit Bali yang sering tidak menentu. Kebetulan siang ini cuaca sedang sangat bersahabat: cerah terang sampai matahari menembus masuk ke ruang kerja saya di lantai 2 SME Banking. Akhir pekan lalu yang saya habiskan dengan beberapa teman yang datang dari Surabaya, Jawa Timur sempat diwarnasi insiden basah-basahan di sepanjang pedestrian Jalan Kartika Plaza hingga menuju gerbang utama Pantai Kuta yang terletak tidak jauh dari Hard Rock Hotel.

Dreamland Beach, Bali.
Nyaris sebulan hidup di Bali membuat saya semakin mengenal karakteristik masyarakat pulau yang konon disebut-sebut sebagai salah satu surga pariwisata bagi turis asal Australia dan Jepang ini. Tak heran, di sepanjang Kuta Square membentang bahkan hingga ke Dreamland di bagian selatan pulau dewata, banyak turis yang berkunjung. Bahkan beberapa waktu lalu ketika masih di Jakarta saya juga sempat menonton sebuah film yang dibintangi oleh Julia Robert berjudul Eat, Pray, Love yang juga banyak mengekspos keindahan alam serta kebudayaan Pulau Bali.


Ketika saya menceritakan bahwa saya akan segera bekerja di Pulau Bali, banyak teman yang berkomentar 'enaknya' atau 'wah beruntungnya kamu'. Tapi semua komentar-komentar itu hanya akan saya jawab dengan satu jawaban diplomatis 'ah rumput tetangga selalu keliatan lebih indah, ditempatkan dimanapun juga pasti ada enaknya tersendiri..'

Ini masih bulan Maret yang itu artinya masa low season untuk dunia pariwisata pulau dewata, namun saat berlibur ke Pantai Kuta, Legian, dan sekitarnya tidak ada hentinya saya melihat para melancong yang sedang memilih souvenir di Kuta Art Market, Joger, maupun sekedar mampir membeli minuman di Circle-K maupun Minimart yang tersebar di sepanjang Jalan Raya Kuta hingga Gang Poppies yang kini dipenuhi banyak rental kendaraan, penginapan, hingga massage itu.

Melihat geliat pariwisata pulau yang disebut-sebut sebagai The Island of God ini, maka ketika orang-orang bertanya pada saya, "Sampai dimana peluang pertumbuhan ekonomi di Bali apabila hanya ditunjang oleh pariwisata saja?" Jawaban saya adalah: "Seluas Pantai Kuta dan setinggi Pura Tanah Lot." Salam.
(bersambung ke: A Part of My Life in Bali - chapter 2)

No comments: