Wednesday 11 August 2010

Keong Racun, Dari Fenomena Hingga Realita

Sudah lama juga saya tidak menulis di blog kecil yang mungkin tidak akan pernah masuk ke trending topic situs jejaring sosial manapun di belahan dunia manapun ini, namun malam ini setelah menyaksikan acara 'the price is right' -sambil mendengarkan lagu sendu khas jay chou di itunes- saya jadi teringat untuk menulis di blog ini. Mungkin tulisan yang ada di sini hanyalah tulisan-tulisan ringan yang terkadang temanya saja baru saya tetapkan beberapa detik sebelum mulai menulis, namun saya pastikan kalau tulisan ini datangnya dari hati saya.

Beberapa hari ini saya sering sekali melihat goyang-goyang konyol ala dua gadis belia asal Bandung. Ya, keong racun yang saya maksud. Hampir setiap jam ada saja televisi kita yang menayangkan berita itu, bahkan situs jejaring sosial twitter pun dijangkiti virus 'neng geulis' itu melalui trending topicnya. Tak hanya itu, status yang ada di BBM (BlackBerry Messenger) pun turut diwarnai pujian, cercaan, hingga bertanya-tanya apa itu 'video keong racun'. Argh buat Anda yang sampai saat posting ini dibuat pun masih belum tahu apa itu 'video keong racun', tolong buka www.youtube.com melalui browser-browser kesayangan Anda. Bila gaptek Anda masih berlanjut, segera hubungi kantor Telkom terdekat.

Fenomena internet, itu yang saya lihat terjadi di video karya Sinta dan Jojo ini. Dapat kita lihat bagaimana dua gadis yang bukan siapa-siapa dapat menjadi gempar di satu negara besar seperti Indonesia hanya melalui situs berbagi video dengan tagline 'broadcast yourself' itu. Melihat video ini, saya menjadi ingat bagaimana beberapa tahun lalu dua orang pria asal China juga menjadi begitu populer dengan aksi lypsinc lagu 'Tong Hua' yang cukup konyol dan begitu menginpirasi banyak orang.

Kegiatan saya hari-hari ini tentu bukan ingin meniru aksi Sinta dan Jojo itu, tapi setelah wisuda selesai banyak tanggung jawab baru yang harus saya tanggung. Hidup baru, masa depan baru, dan tentu nama yang lebih panjang dengan dua gelar di belakangnya. Bangga juga rupanya setelah berkuliah empat tahun saya bisa menyandang gelar sarjana yang telah melalui perjuangan panjang dan melelahkan, tapi berbuah manis. Salam.