Friday 19 February 2010

bersemangatlah, kawan!

Banyaknya hal yang terjadi di minggu-minggu terakhir membuat kesempatan saya untuk menulis blog ini menjadi kian singkat. Puncaknya adalah sejak hari jumat lalu yang juga bertepatan dengan hari sidang sertifikasi di kampus saya yang diikuti hari valentine dan tahun baru imlek pada hari minggunya. Unik juga tahun ini ketika hari lambang keberuntungan etnis Tionghoa itu bersamaan dengan hari kasih sayang yang pastinya juga telah ditunggu banyak orang. Ada beberapa teman yang mengatakan bahwa kejadian seperti ini hanya akan datang 48 tahun sekali. Kita beruntung juga rupanya dapat melewati momen ini.

Namun momen yang sangat spesial hanya seperti angin lalu saja bagi saya. Ya, 14 Februari 2010 ini, mungkin menjadi hari yang paling ingin kulewati sepanjang 48 tahun terakhir. Bukan karena apa-apa, tapi sidang sertifikasi sudah saya jalani pada Jumat, 12 Februarinya. Namun pengumuman nilai baru akan dilakukan pada Senin, 15 Februari. Dan pengumuman inilah yang akan menentukan apakah kami berhak mendapatkan gelar sertifikasi (certified) atau tidak.

Karena ada 6 kelompok yang tampil presentasi, maka dibagi menjadi 2 hari sehingga per harinya terdapat tiga kelompok yang maju. Hari sabtunya ,masih ada tiga kelompok lagi yang harus 'disidang' oleh team juri yang terdiri dari empat orang.

Persiapan kami mungkin sudah cukup matang. Bagaimana tidak, hampir sebulan brain storming terus kami lakukan, berkali-kali team saya yang terdiri dari enam orang harus habis-habisan memikirkan konsep marketing plan yang kami susun dengan menjadikan SBO TV sebagai client kami. Namun jujur dalam hati saya merasa khawatir. Khawatir ide kami ternyata dianggap jelek, khawatir penampilan kami gugup saat presentasi, dan masih ada seribu satu kekhawatiran lainnya yang selalu saya coba tutup-tutupi sebagai ketua team ini.

Kamis, 11 Februari, sehari sebelum presentasi maha penting itu, saya sempat mengirimkan pesan singkat ke anggota team lainnya: guyz, keep eye contact. Hanya itu yang terpikirkan oleh saya pada saat itu, karena saya tahu pesan yang terlalu panjang hanyalah akan menambah kegugupan mereka. Saya mau sebagai ketua team hingga saat-saat paling mendebarkan pun mereka tidak boleh tahu isi hati saya. =D

Tak terasa hari pengumuman datang juga. Kami sekelompok kompak menggunakan hem hitam yang menjadi seragam team. Saya lebih memilih pasrah dengan nilai yang akan didapat sedangkan anggota team begitu sibuk membanding-bandingkan perform kami dengan team lainnya. Dan ternyata Tuhan menjawab semua usaha, keringat, dan doa kami. Cesium, nama team ini, menjadi the best team di certified professional in brand communication 2010. Sungguh bangga rasanya bisa lulus dengan nilai 'A' (sangat memuaskan). Perjuangan kami tidaklah sia-sia.

Namun semua itu belum selesai sampai di sini, masih ada skripsi untuk mengejar wisuda nanti. Teruslah bersemangat. Agung Putrajoyo, CPBC.

Sunday 7 February 2010

INDOSIAR, Seekor Macan yang Tertidur

Saya ingat ketika masih kecil dulu bahwa indosiar yang identik dengan logo ikan terbangnya itu begitu mendominasi hidup saya. Saat hari minggu pagi datang, saya dan banyak anak lainnya begitu rajin memelototi film kartun Detektif Conan, Power Rangers, Ultraman, dan banyak lainnya. Bahkan ketika saya beranjak SMP dan sudah mulai menganggap film kartun sebagai tontonan anak-anak, saya masih saja setia mengikuti berbagai serial drama Asia di televisi yang lahir di Kota Surabaya ini. Meteor Garden, Endless Love, dan masih ada beberapa film lainnya yang menjadi langganan saya.

Tahun-tahun setelah itu seakan menjadi masa kelam untuk stasiun televisi ini. Pelan namun pasti, Indosiar seperti kehilangan jati dirinya sebagai stasiun televisi yang menghadirkan hiburan untuk remaja, anak-anak dan keluarga. Penanyangan film kolosal, sinetron yang berbelit-belit seperti Tersanjung menambah daftar panjang blunder yang dilakukan Indosiar. Saya jadi sering bertanya, dimana Indosiar berdiri sebenarnya. Anak-anak, remaja, dewasa, atau keluarga? Atau malah mungkin campur-campur? Ah sudahlah, biar eksekutif Indosiar saja yang memikirkan hal itu. Kami hanyalah penonton yang tentu menginginkan tontonan terbaik.

Dan benar saja, hadirnya sang rising star TRANS TV di samping idola baru lainnya seperti TV ONE, METRO TV, TRANS 7, serta GLOBAL TV mengubur dalam-dalam ingatan saya tentang Indosiar. Pemain baru tersebut punya identity dan positioning yang begitu kuat, sehingga membuat Indosiar seakan tampak jadul dan tertinggal. Saya bahkan jadi suka menaruh Indosiar di urutan terakhir ketika mengatur channel TV untuk menghindarkan diri melihat tayangannya yang menurut saya sudah tidak termaafkan.

Saya sudah begitu lama menantikan masa-masa ikan terbang itu akan bangun kembali. Dan benar saja, ajang TAKE ME OUT dan TAKE HIM OUT membuktikannya. Dua acara yang dibalut di tengah jenuhnya masyarakat kita atas dominasi sinetron dan acara musik di televisi nasional lainnya kemudian menjadi booming serta begitu ngetren. Teman-teman di kampus kemudian menjadi begitu seringnya membicarakan ajang cari jodoh ini atau sekedar menuliskannya di account Facebook milik mereka. Sungguh cerdas rupanya Indosiar menangkap sebuah kecenderungan masyarakat kita tidak lagi tabu dan malu-malu untuk menyatakan dirinya sedang single dan ingin mencari jodoh. Lihat saja di Facebook dan jejaring sosial lainnya dimana selalu terdapat kolom 'relationship status' yang padahal dengan mudah dapat diakses dan dilihat semua orang.

Dan ketika dua reality show ini mulai decline, Indosiar cepat-cepat menayangkan TAKE CELEBRITY OUT yang sangat menghibur dibandingkan acara infotainment yang makin hari makin membosankan. Saat ini Indosiar akan segera menayangkan acara yang sudah sangat ngetren di Amerika dan Eropa sana, Indonesia's Got Talent. Apakah ini akan menjadi kebangkitan baru Indosiar? Kita tunggu saja.