Monday 25 June 2012

Lari-larian Mengejar Singa

Pada hari ini sebagian besar waktu akan dihabiskan untuk berjalan-jalan hingga sore hari dimana kita akan menuju Sentosa Islands yang terletak di sebelah selatan pulau utama Singapura.

Singapore River Cruise
Destinasi pertama pagi ini adalah menaiki Singapore River Cruise yang dimulai dari wilayah Clarke Quay (Central Shopping Mall) seharga S$ 17. Kapal penumpang ini nantinya akan mengelilingi beberapa spot menarik seperti Raffles Standing Site yang merupakan titik pertama mendaratnya Sir Thomas Stamford Raffles, gubernur jendral permata Hindia-Belanda, Merlion yang merupakan ikon negara Singapura, serta Boat Quay hingga kembali lagi ke Clarke Quay membutuhkan waktu sekitar 40 menit. Namun untuk mempersingkat waktu, kami memutuskan untuk turun di Merlion dan mengambil beberapa foto dengan background Merlion, Esplanade, serta Marina Bay Sands yang juga tampak dari kejauhan lengkap dengan Singapore Flyer yang tampak sangat indah dilengkapi dengan langit siang hari ini yang sangat cerah.

Merlion Park
Dari Merlion Park, perjalanan kami lanjutkan menggunakan bus untuk mengunjungi Orchard Road, sebuah jalanan sepanjang 2,2 km yang merupakan surga belanja di Singapura. Beberapa tempat maupun shopping mall yang wajib dikunjungi di Orchard Road adalah ION Orchard (di bawahnya terdapat stasiun MRT Orchard), Wisma Atria, Paragon Mall, 313@Somerset (di bawahnya terdapat stasiun MRT Somerset), The Heeren, Nge Ann City (Takashimaya), dan tentu Lucky Plaza yang merupakan pusat souvenir dan oleh-oleh. Lucky Plaza juga sering disebut sebagai mall-nya orang Indonesia selain karena banyak menjual makanan khas Indonesia, pengunjung mall dipenuhi oleh orang Indonesia serta apartemennya juga mayoritas dimiliki oleh warga Indonesia. Setelah hampir 4 hari terus mencicipi makanan yang beraroma kare, Chinese Food yang minim rempah-rempah, memasuki food court di Lucky Plaza membuat mata kami berkaca-kaca memandangi tulisan berwarna merah yang amat mencolok dan khas: NASI PADANG. *sungguh menggoda*

ION Orchard
Puas berkeliling di Orchard Road dan kembali dengan beberapa kantung belanjaan, kami pun bersiap untuk mengunjungi Sentosa Island yang merupakan pulau resort yang populer di Singapura. Atraksi hiburan pantai sepanjang lebih dari 2km membuat Sentosa menjadi destinasi utama bagi 5 juta orang pelancong setiap tahunnya. Dengan luas pulau sekitar 5 km2, dimana 70 persennya terdiri dari hutan tropis sekunder yang menjadi habitat dari biawak, monyet, merak, burung kakak tua, serta berbagai flora dan fauna asli. Perjalanan menggunakan MRT dimulai dari stasiun Clarke Quay dan turun di stasiun Harbour Front. Dari sini, kita terlebih dahulu akan mengunjungi Vivo City, sebuah mall yang cukup terkenal di Singapura. Setelah itu barulah kita akan menuju Sentosa Island menggunakan sejenis monorail Sentosa Express dari Vivo City Lobby level 3 (seharga SGD 3). Selama di dalam Sentosa Island, ada tiga pemberhentian monorail yang aat dekat dengan titik-titik destinasi populer di Sentosa Island seperti Universal Studio, wahana permainan Songs of The Sea, dan miniatur monumen Merlion dalam versi yang lebih mini apabila dibandingkan dengan yang aslinya. Setelah berkeliling di Sentosa Island, kami menyempatkan jalan-jalan sebentar di Vivo City dan makan malam di Food Republic, food court berkonsep urban yang ramai hingga malam hari.

-sekian malam terakhir kami di Singapura, see ya on the last chapter!!-

The world is a book and those who do not travel read only one page.” – St. Augustine


Friday 1 June 2012

Singa, Mana Singa?

Datang dari Indonesia dan sempat merasakan suasana Malaysia selama dua hari, membuat Singapura serasa menjadi kota yang teramat modern. Singapore atau Republik Singapura merupakan negara kota yang terletak di lepas ujung selatan Semenanjung Malaya. Jumlah penduduknya melebihi 5 juta jiwa namun hampir setengahnya merupakan orang asing yang bekerja dan menuntut ilmu di sana. Luas negara Singapore adalah 694 km2 atau tidak lebih luas dari Ibukota Jakarta. Namun selain sebagai pusat keuangan terdepan keempat di dunia, Singapura juga merupakan kota kosmopolitan berkelas dunia yang memainkan peran penting dalam berbagai sektor industri, perdagangan dan keuangan internasional. Pelabuhan Singapura merupakan pelabuhan tersibuk kelima di dunia yang menopang posisinya sebagai negara dengan pendapatan per kapita terbesar ketiga di dunia.

Moda transportasi massal yang sudah begitu berkembang membuat Kota Singa ini menjadi salah satu favorit traveler dari seluruh dunia untuk terus mengunjunginya. MRT, bus kota, hingga taksi tersedia begitu banyak dan menjangkau hingga kawasan paling pelosok sekalipun. (Untuk menggunakan MRT dan bus, belilah kartu EZlink dengan harga $15 dimana $5 adalah tidak dapat dikembalikan dan $10 menjadi saldo yang dapat dipakai.) Ditambah dengan landmark kota yang begitu variatif, lengkap sudah pengalaman traveling di Singapura. Rute pertama berjalan-jalan hari ini dimulai dari kawasan Bugis yang bisa dijangkau melalui stasiun MRT Bugis. Stasiun MRT ini berada persis di bawah department store bernama BHG, dimana di lantai bawahnya juga terdapat food court mini yang selain menyediakan makanan khas Singapura juga menjual cemilan yang sangat terkenal itu yakni Old Chang Kee dengan versi yang lebih lengkap dibandingkan cabangnya di Jakarta. Di seberang tempat belanja ini terdapat Bugis Junction, sebuah mall dengan konsep pedestrian walk namun ber-AC.

Bugis Street.
Di seberang dari Bugis Junction, terdapat Bugis Street yang begitu terkenal. Pemandangan manusia berjejal, sebagiannya berasal dari Indonesia, memilih-menawar-membeli sekumpulan souvenir, baju, aksesoris, dll. Di bagian paling depan dari Bugis Street juga terdapat penjual jus buah seharga 1$ yang terkenal, dan di sampingnya terdapat Bee Cheng Hiang atau dendeng yang terkenal mahal namun sangat lezat yang kini juga telah membuka beberapa store di Jakarta dan Surabaya. Dari Bugis Street, jalan terus melalui lapak-lapak berderet teratur dengan begitu banyak toko yang begitu bising, sampailah di OG Department Store di sebelah kanan. OG ini seperti Matahari atau Metro kalau di Indonesia, barangnya bagus-bagus, harganya terjangkau, dan sering ada diskon. Sayang saat itu kaki sudah tidak mendukung untuk terus berjalan, padahal di ujung jalan itu masih terdapat Sim Lim Square, pusat elektronik yang terkenal di Singapura.

Puas berkeliling di wilayah Bugis, kami pun segera beranjak menuju ke IMM Shopping Mall di kawasan Jurong East dengan menggunakan MRT dan turun di Jurong East MRT Station (setelah itu lanjut dengan menggunakan shuttle bus gratis yang disediakan oleh pihak mall.) Mall 5 lantai ini terkenal dengan toko retail dan factory outlet yang memberikan diskon dari waktu ke waktu seperti Timberland, Esprit, G2000, i-Outlet (Crocs), Giordano, Bossini, 25-Hour, Factory Direct Sale and New Balance, serta Samsonite. Selain itu masih ada toko lifestyle lain seperti Best Denki, Daiso, dan Sony Style.

MARINA BAY SANDS


Marina Bay Sands
Sorenya, kami mengunjungi salah satu landmark baru Singapura yakni Marina Bay Sands, sebuah pusat hiburan terpadu yang menghadap Teluk Marina. Dikembangkan oleh Las Vegas Sands, Marina Bay menghabiskan dana sekitar Rp 56 triliun untuk pembangunannya yang berupa kasino, hotel, tempat belanja, museum, serta cafe dan restoran. Kesan sangat mewah begitu terasa begitu kami menginjakkan kaki di area mall yang dapat dicapai dengan MRT Bayfront ini. Setelah puas berjalan-jalan di area mall, kami pun mencoba untuk memasuki area kasino yang konon merupakan kasino termegah kedua di dunia setelah induknya di Las Vegas ini. Setelah melalui tahap pemeriksaan pakaian (gunakanlah pakaian smart casual - tidak diperkenankan menggunakan sandal jepit), paspor, maka kami pun diijinkan untuk masuk. Namun sayang, kami tidak diperkenankan untuk mengambil foto di tempat ini. Selain kasino, Marina Bay Sands juga dilengkapi dengan sebuah mall kelas middle-up yang menawarkan berbagai merek ternama seperti Louis Vuitton, Boss, Salvatore Ferragamo serta restoran kelas atas seperti Ku De Ta yang juga mempunyai cabang di pulau dewata, Bali.

INTERMEZZO: bertemu uncle di Chinatown

Waktu telah menunjukkan pukul 10 malam ketika kami memutuskan untuk keluar dari MBS dengan perut kelaparan karena tadi asyik berkeliling di Marina Bay Sands dan belum sempat makan malam sedangkan mall sudah menunjukkan tanda-tanda akan tutup. Beruntung MRT masih beroperasi dan kami pun memutuskan untuk makan malam di kawasan Chinatown yang memang masih ramai hingga tengah malam. Begitu keluar dari area Pagoda Street, kami pun bertanya kepada salah satu warga setempat, dia pun begitu ramah menjelaskan banyak hal tentang kawasan khas etnik itu kepada kami. Di akhir pertemuan, dia bertanya apakah kami berasal dari Indonesia, dan begitu kami menjawab iya, dia langsung kegirangan dan bercerita bahwa istrinya juga orang Indonesia yakni dari kawasan Riau. Wow!!

Malam itu kami akhirnya memilih Tiong Shian Porridge Centre 長城粥品 yang terletak di New Bridge Road yang terkenal dengan bubur aneka rasanya berkat rekomendasi dari uncle (orang Singapura biasa menyebut orang yang lebih tua sebagai uncle) yang beristrikan orang Indonesia tadi. Dan ternyata benar saja, rasanya sangat lezat, ditambah dengan sayup-sayup musik etnik Chinese kuno yang diputar melalui radio di atas meja, lampion berkelap-kelip yang digantung untuk memeriahkan suasana, banyak suara percakapan riuh rendah menggunakan bahasa Mandarin khas Singapura, benar-benar membawa kami ke kehidupan ala Shanghai malam itu.


Sesudah mengisi perut, kami pun kembali ke penginapan di daerah Clarke menggunakan bus.

-sekian perjalanan hari ketiga, see you on next chapter-