Wednesday 28 April 2010

Shutter Island dan Perfilman Indonesia

Akhir pekan lalu saya kira sudah menjadi waktu yang paling sempurna untuk menghabiskan waktu di bioskop menonton satu film yang memang sudah saya tunggu-tunggu sejak lama: Shutter Island. Beberapa kali menyaksikan trailernya di situs broadcast yourself alias Youtube dan membaca preview di beberapa situs kritik film membuat saya semakin penasaran saja dengan aksi Leonardo Dicaprio di film ini. Kebetulan ajakan dari teman lama membuat saya tak ragu meninggalkan setumpuk pekerjaan revisi skripsi yang harusnya saya rampungkan malam itu. Tujuan kami malam itu: Supermal Pakuwon. Ya sudahlah, lokasinya yang jauh tampaknya akan terbayar dengan film yang sudah saya nanti ini. Lagipula sejak bioskopnya direnovasi dan berganti nama menjadi Supermal XXI saya belum pernah sekalipun menonton di sana (dulu namanya Studio 21).


Makan malam terasa sangat cepat karena saya sudah sangat tidak sabaran masuk bioskop dan mulai menyaksikan film ini. Awal-awal film terasa biasa dan cenderung monoton sampai endingnya yang membuat saya tercengang sendiri. Sangat brilian. Itulah yang saya pikirkan tentang bagaimana pikiran kita telah disugesti sejak awal (sorry guys yang belum nonton pastilah bingung apa maksudnya. hahahaha..)

Tampaknya publik pecinta film tanah air sudah sangat rindu akan film berbobot seperti ini. Namun sebaliknya, film Indonesia hanya didominasi film murahan yang ceritanya terkesan 'asal-asalan' dan hanya profit oriented. Padahal di tengah carut marutnya industri film nasional, kita butuh udara segar untuk sekedar menegakkan kembali kejayaan film nasional. Semoga saja suatu saat nanti kerinduan kita itu akan terbayar dengan tontonan film berkualitas internasional di Indonesia. Salam.

No comments: