Sunday 13 May 2012

Genting, Bukan Genteng.

Acara hari kedua diisi dengan mengunjungi salah satu themepark terkenal di Asia, Genting Highlands. Perjalanan dimulai dengan menaiki monorail dari stasiun Bukit Bintang menuju ke stasiun Titiwangsa. Dari stasiun inilah, bus Genting Express Bus Service berangkat menempuh perjalanan selama sejam menuju ke perbukitan yang disebut Genting Highlands, yang terletak sekitar 1850 meter di atas permukaan laut yang merupakan puncak gunung di Pegunungan Titiwangsa di perbatasan antara negara bagian Pahang dan Selangor. Suhu udara di Genting adalah sekitar 13° C sampai dengan 25° C. Genting Highlands adalah resor pegunungan pertama yang didirikan oleh Tan Sri Lim Goh Tong pada akhir tahun 1960, saat ini dipimpin oleh anaknya Tan Sri Lim Kok Thay. Sebagai “City of entertainment”, genting memiliki beragam hiburan berbasis keluarga dimulai dari kasino yang menawarkan berbagai macam permainan judi mulai dari Roulette, Baccarat, Blackjack, Tai Sai, Pai Gow, dan Carribean Stud Poker. Selain itu, Genting juga menyediakan theme park baik indoor maupun outdoor yang menarik.

Pemandangan dari atas bukit.
Udara dingin menyambut kami begitu turun dari bus, cacing yang sudah menari-nari di perut kontan membuat kami serabutan mencari makanan hangat di tengah dinginnya angin yang bertiup kencang. Agar diingat, makanan di Genting lebih mahal apabila dibandingkan dengan Kuala Lumpur. Namun hal ini menjadi wajar mengingat 'perjuangan' untuk mengirim dan menjaganya tetap hangat di tengah bukit sedingin ini. Makanan yang paling murah di Genting Highlands adalah nasi lemak yang dikemas di dalam kotak seharga RM 4 atau mie instant dalam cup sejenis Pop Mie yang juga seharga RM 4. Air mineral dalam botol 500 ml seharga RM 2-2.5. Snack seperti donat, sosis, nugget, es krim berkisar antara RM 4-10.

First World Hotel, Genting Highlands.
Selain terkenal dengan theme park outdoor dan indoornya, Genting juga mempunyai setidaknya 5 kasino berlainan yang cukup banyak menyedot perhatian pelancong asal Indonesia dan Timur Tengah. Kami sempat mencoba memasuki salah satu kasino yakni di First World Hotel. Untuk masuk ke dalamnya terlebih dahulu ada pemeriksaan paspor serta melewati metal detector, namun pemeriksaannya tidaklah seketat saat akan memasuki kasino di Marina Bay Sands (tunggu di chapter berikutnya). Overall, untuk lokasinya yang cukup jauh dari KL, memakan waktu-energi-dan tentu biaya, Genting masih sangat worth it untuk dikunjungi sebagai bagian dari trip ke Malaysia.

Menjelang sore, kami bergegas menaiki kembali bus menuju Titiwangsa Station dengan harapan masih bisa mampir membeli sedikit oleh-oleh tambahan dari Kuala Lumpur. Dan akhirnya kami mengunjungi Sungei Wang Plaza, yang malnya menyatu dengan Bukit Bintang Monorail Station. Mal yang cukup sederhana, apabila dibandingkan dengan gemerlapnya mal di Bukit Bintang yang lain, namun ternyata cukup banyak camilan khas Malaysia yang bisa dibeli di tempat ini. Diantaranya adalah coklat Berryl's berbagai macam rasa, crackers merek "Munchy's", teh tarik asli Malaysia, hingga coklat Cadbury yang padahal sudah banyak dijual di swalayan di Indonesia.

Tidak lama di Sungei Wang, kemudian kami segera mengambil barang di penginapan dan menuju KL Sentral untuk menaiki Skybus dengan tujuan LCCT, dimana AirAsia AK721 tujuan Singapore sudah menunggu kami, dan siap membawa kami menuju Changi Airport. :)

Next Chapter: Singa, mana Singa?


No comments: