Sunday 20 October 2013

Ho Chi Minh City: Discovering heritage part and war remnants (Part 3 of 3)

Setelah puas mengelilingi daerah luar kota Saigon, hari ini kita akan menghabiskan waktu hanya untuk mengeksplor daerah Ho Chi Minh City dengan.. berjalan kaki. YA! Berjalan kaki merupakan pilihan paling tepat untuk melihat setiap detil dari kota ini. Sebagian besar dari atraksi wisata juga terletak di district 1, pedestrian way yang lebar dan indah, ditambah dengan taman kota yang begitu rindang rasanya tidak sulit untuk berjalan kaki di salah satu kota favorit saya di Asia Tenggara ini.

Pagi di Ho Chi Minh City kami buka dengan meminum es kopi yang banyak dijual di warung-warung dekat hotel kami di Bui Vien Street (Ben Tanh Market area). Setelah puas menikmati kopi sambil melihat orang berlalu-lalang pertanda telah dimulainya pagi di kota Saigon, kami pun beranjak untuk membeli Banh Mi, sejenis roti yang diisi dengan sosis dan sayur lalu diberi bumbu spesial dan mayonaise. Rasanya sungguh lezat membuat kami siap untuk berjalan kaki sepanjang pagi hingga sore ini.

Gereja Notre Dame, Saigon.
Pemberhentian pertama kami adalah Catedral Notre Dame yang merupakan Gereja Katolik tertua di kota ini. Bangunannya yang masih apik dan terawat serta dilengkapi dengan patung Bunda Maria di depannya membuat gereja ini masih sering dijadikan lokasi pre-wedding oleh beberapa pasangan. Saat kami berada disana pun ada sekitar tiga pasangan yang sedang mengambil foto mesra asyik masyuk. *melipir*

Oh ya, konon katanya sekitar bulan Oktober 2005, patung Bunda Maria di depan Gereja Catedral Notre Dame ini pernah mengeluarkan air mata berwarna merah yang membuat heboh seisi kota Saigon dan setelah itu begitu banyak orang dari berbagai tempat datang untuk melihat hal ini.

Dari sana kita menuju ke Bui Vien alias kantor pos Saigon (Bưu điện Thành phò Hò Chi Minh). Bangunan indah yang berdampingan dengan Gereja Katedral ini dirancang oleh Gustave Eiffel, perancang menara Eiffel di Paris, Prancis. Ini bukanlah kantor pos biasa, namun sebuah karya seni peninggalan sejarah yang tampak berjajar dengan serasi dengan Catedral Notre Dame.

Reunification Palace, Saigon.
Puas dari sana dan menikmati indahnya taman kota Saigon, kami segera beranjak sedikit menuju Reunification Palace atau yang dulunya merupakan istana Presiden Vietnam Selatan. Dibangun pada awal tahun 1960an dan dirancang oleh arsitek Vietnam terkemuka Ngo Viet Thu, disinilah tempat tinggal dan juga kantor Presiden Vietnam Selatan sampai tentara komunis Vietnam Utara akhirnya berhasil merebut istana ini pada tanggal 30 April 1975.

Dengan kemenangan Vietnam Utara, maka berakhirlah perang Vietnam dan tentara Amerika pun melarikan diri. Tanggal 30 April pun diperingati sebagai "The Fall of Saigon" dan menandai bersatunya kembali negara Vietnam. Tepat dihalaman istana terpajang dua buah tank yang digunakan oleh tentara Vietnam Utara untuk merubuhkan pintu gerbang istana ini. Untuk memperingati kejadian bersejarah itu, istana ini selanjutnya dijadikan museum dan disebut sebagai "Reunification Palace".

Malam di Ho Chi Minh City.

Kami pun menikmati malam hari di sekitar Opera House. Setelah keluar masuk Diamond Plaza, salah satu mal kelas atas di Saigon mata kami pun melihat "Paris Baguette Cafe" yang sangat terkenal itu. Setelah perut kenyang, kami kembali mengeksplor sisi lain kota Saigon yang tak pernah membuat kami bosan. Rupanya sisa-sisa penjajahan Prancis berupa bangunan dengan arsitektur klasik namun elegan terus dirawat sebagai bagian dari keunikan kota ini. Tak heran Saigon sering disebut sebagai Paris Phuong Đông, atau Paris di timur.

Saya pribadi sangat menyukai kota ini, lengkap dengan tamannya yang asri, pedestrian way yang rapi, serta penduduknya yang ramah membuat kota ini nyaris mendekati sempurna sebagai salah satu kota yang ramah bagi penduduk aslinya maupun kepada wisatawan asing yang berkunjung.

Malam semakin larut, dan saatnya kami harus kembali ke hotel (setelah kembali menikmati segarnya segelas Trung Nguyen Coffee) untuk beristirahat karena besok seharian kami akan transit dan mengksplor Singapura. Mata mulai mengantuk, namun di kejauhan musik masih berdentuman mewarnai ramainya Ho Chi Minh City. Saatnya untuk mengucapkan see you again, Vietnam! :)


No comments: